Character Team Building
Kita telah berada pada situasi yang sangat kompetitif dan unpredictable. Dengan tehnology dan fasilitas yang canggih, belum cukup menjawab kebutuhan organisasi untuk tampil menjadi yang terbaik. Karena ada satu faktor penentu yang cukup berperan yaitu Manusia.
Pembelajaran ini dirancang khusus untuk membangun dan menemukan potensi diri untuk mencapai sesuatu yang lebih baik lagi. Individu dituntut untuk berpikir dan bertindak dalam menjalankan sesuatu yang kelihatan tidak mungkin (impossible) menjadi mungkin (possible) . Tidak ada yang tidak mungkin, jika mau mencari dan belajar terus menerus.
Kaliwatu Group (CV. Suka Alam), dengan pengalaman telah merancang secara khusus sebuah bentuk pelatihan dengan pendekatan Learning and Fun dan pembelajaran yang diilhami oleh Alam (Spirit by Nature). Pelatihan ini mampu membuka pemahaman mendasar tentang hambatan-hambatan pribadi dan kemampuan membaca peluang-peluang kedepan dengan penuh percaya diri.character team building outbound kaliwatu cp-082301443033
A. Metodologi Pelatihan
Metode yang digunakan mengacu pada metode pembelajaran orang dewasa Andragogy dan Experiential Learning (belajar dari pengalaman). Metode andragogy mengacu pada prinsip :
1.The need to Know:
Kebutuhan akan pengetahuan pada setiap individu. bagaimana setiap individu mengetahui kekurangan dan bagaimana seharusnya dia mencari tahu akan kebutuhannya tersebut.
2.The role of experience:
Pengalaman dari apa yang di lakukan, apa yang dibaca dan apa yang dipahami sangat penting bagi setiap individu. Pemahaman masing-masing individu terhadap setiap masalah berbeda-beda, tergantung dari proses pembelajaran dan apa yang dia persepsikan.
3.Readiness to learn:
Setiap individu harus siap untuk belajar terhadap segala sesuatu dan apa yang ingin mereka tahu dan kemampuan untuk memecahkan setiap permasalahan yang ada di depannya.
4.Motivation:
dorongan untuk mencapai sesuatu yang lebih didasarkan oleh kebutuhan dalam diri bukan didasarkan oleh rangasangan dari luar (reward). Inner Potential harus dimaksimalkan dan tambang-tambang emas dalam diri harus diexplorasi secara konkrit.
Metode Experiential Learning merupakan sebuah proses pembentukan keterampilan dan keahlian yang didasarkan dari proses pembentukan pengalaman. Dalam proses pembentukan pengalaman bisa belajar dari kesalahan (mistakes), akibat (consequences) dan pencapaian prestasi (Achievement), dengan harapan kepada masing-masing partisipan mampu untuk meningktatkan inisiatif pribadi (self Initiative) dan pengukuran kemampuan diri (self Assesment). Konsep Pembelajaran Experiential Learning (Kolb’s Theory) mengacu kepada Pengalaman nyata (Concrete Experience), Merefleksikan hasil pengamatan (Reflective Observation), Memformulasikan teori (Abstract Conceptualization), Aktif mencoba (Active Experimentation).
- Pengalaman Nyata (Concrete Experience) : terlibat dalam sebuah proses atau pembalajaran hal yang baru.
- Pengalaman Nyata (Concrete Experience)
- Melakukan dan Merasakan apa Yang Terjadi (What Happen?)
- Sebagai Subyek: melibatkan diri sepenuhnya dalam pengalaman baru
- Fasilitator mempermudah Proses pembelajaran
- Merefeleksikan hasil pengamatan (Reflective Observation) : mengembangkan penagamatan baik pengalaman diri atau orang lain dalam sebuah proses pembelajaran.
- Apa Yang telah Saya alami dan saya rasakan (what did I Experience)
- Mencermati dan mengamati apa yang telah dilakukan (Whatching-Reflective Observation)
- Mengukur perilaku dan Akibatnya (Asses Behavior & Consequences)
- Sudut Pandang setiap individu berbeda
- Pengalaman adalah Katalisator Pembelajaran
- Fasilitator hanya memposisikan sebagai cermin (debriev)
- Memformulasikan teori (Abstract Conceptualization) : membuat sebuah teori sebagai sebuah penjelasan dari hal yang telah diamati atau dirasakan.
- Memformulasikan konsep yang realistis (Cenceptualization)
- Apa yang telah terjadi dan apa yang akan dilakukan
- Memperbaiki pemahaman yang keliru (Revise Theory)
- Aktif mencoba (Active Experimentation) : terus mencoba dan menggunakan sebuah teori yang telah dibuat untuk mengambil sebuah keputusan untuk memecahkan sebuah masalah.
- Merencanakan apa yang akan dilakukan
- melakukan apa yang direncanakan
B. Tujuan Pembelajaran Outdoor Training
1.Goal Setting
a. Ice Breaking, Memahami dan mengenal lebih dalam antar kemampuan individu. Mengacu pada konsepsi dasar pembentuan sebuah organiasasi kerja yaitu Forming, Storming, Norming dan Performing
b. Compete in harmony, Membangun kompetisi dan interaksi dengan tetap menjaga sosiabilitas dan soliditas.
c. Take Action; adalah jiwa dari sebuah kesuksesan dan merupakan energi untuk Perubahan diri.
d. Reward and Punishment; membangun kesadaran untuk berani berbuat dan berani menanggung akibatnya, termasuk berani mengakui kesalahan, rela dan berbesar hati untuk menerima kesuksesan teman dan tim. Profesional dan berjiwa besar.
2.Building Personal Value
- a. Commitment, Berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang ditetapkan tim. meletakkan objective team di atas diri sendiri, mengembangkan sikap “ compassion to others”.
- b. Open Communication, belajar menjadi “effective people”, Sharing value, Learning and benchmarking, effective communication, Belajar Brainstorming.
- Building Trust, Membangun dan terus berusaha kuat untuk memperoleh kepercayaan yang pada akhirnya menemukan kredibilitas.
- Positif Thinking Membangun paradigma berpikir positif dan melihat segala sesuatu permasalahan lebih proaktif.
3.Oppen Inner Barrier
- Dare to change, Keinginan yang kuat dari dalam akan mampu menggerakkan diri untuk berubah. Perubahan yang sedikit demi sedikit akan menjadi besar bila dilakukan dengan terus menerus. Perubahan untuk menjadi berkualitas adalah kunci kesuksesan.
- Comfort Zone, Penghalang keberhasilan adalah tidak mau keluar dari comfort zone. Outbound adalah keluar dari kenyamanan. Mau memasuki dunia yang tidak dikenal.
- Fear management adalah mengalahkan rasa takut. Takut gagal, takut belum pernah melakukan, takut jadi the starter, takut karena tidak tahu, kenapa harus takut?!
- d. Know Own Self, mengenal diri dan memahami diri, yang akhirnya akan mampu melakukan apa yang harus di pelajari. SKILL, KNOWLEDGE, ATTITUDE!
- e. Blame Justify!, menghancurkan pembenaran untuk menutupi kekurangan diri.
4. Improving Self-Leadership Quality
Setiap individu merupakan seorang pemimpin, minimal bagi dirinya dan keluarganya, untuk itu sikap pemimpin akan Mengacu pada “LEADERS’ behavour :
1 Seeking Opportunities : pemimpin mampu melihatsebuah peluang dari kondisi yang tersulit.
2 Envisioning : pemimpin harus memiliki sebuah pandangan jauh kedepan dan strategis. Mampu melihat dari berbagai sudut (Helicopter View) sebelum menetukan sebuah tindakan.
3 Empowering : pemimpin merupakan sebuah mesin penggerak yang mampu memberikan motivasi dan energi positif bagi lingkungan sekitarnya.
4 Role Modeling : pemimpin merupakan sebuah cerminan dari organisasi. Segala perilaku, pemikiran dan sikap akan dicontoh oleh bawahannya. Untuk itu setiap individu pemimpin harus mampu memberikan energi positif bagi lingkungan sekitarnya.
5 Encouraging the Heart : pemimpin harus mampu menggerakkan dan memimpin anak buahnya dengan hati. Sikap empati harus menjadi budaya bagi setiap pemimpin.
C. Bentuk Pelatihan
Peformance = Learning + Fun. Pelatihan ini menggunakan sarana Outdoor Environment sebagai pilihan media pembelajaran. Disadari kemudahan belajar dengan menggunakan lingkungan yang sehat, fresh dan challenge akan membuat suasana akrab, relaks, dan mudah di terima (Spirit by Nature)
Pelatihan ini berbasis : Learning by Experience, Learning by Doing, yang memungkinkan peserta cepat memahami dan mengerti materi pembelajarannya. Interaksi antar peserta dan fasilitator akan dijaga semaksimal mungkin.
kami siap support untuk informasi dan diskusi tentang solusi untuk perusahaan anda paket character team building outbound kaliwatu cp-082301443033